“Kamu bisa jelasin ini semua?” Bentak Pria itu kepada seorang wanita.
“Iya
aku bisa jelasin ini semua. Itu memang aku bersama Manager ku.
Seharusnya kau sadar dari dulu.” Wanita itu menjawab dengan suara yang
bergetar.
“Aku sudah menyadari ini dari dulu. Kenapa kau tega
membuat ini kepadaku? Bagaimana kalau anak-anak kita tau soal ini.” Pria
itu tidak bisa menahan emosinya.
“Aku melakukan ini karna Kau.
Kau yang lebih dulu memulai ini. Aku hanya membalas apa yang kau buat
dulu.” Wanita itu menjawab dengan menitikkan air matanya.
“Sudahlah,
besok kita ke pengadilan. Kita bersatu dengan baik, dan berpisah dengan
baik.” Pria itu tampak bisa menahan bendungan di sudut matanya.
“Oke,
kau yang meminta.” Wanita itu langsung pergi meninggalkan Pria itu.
Mereka tidak menyadari bahwa ada dua peri kecil yang memerhatikan mereka
malam itu. Iya, tepatnya malam kelam itu. Peri-peri kecil itu mengintip
dua orang dewasa yang saling adu mulut.
Keesokan harinya, hari
yang ditunggu Pria ini pun tiba. Mereka sengaja tidak membawa ke dua
anaknya karena anaknya masih terlalu dini untuk mengetahui masalah ini.
“Kamu siap?” Pria itu bertanya kepada si wanita.
“Memang ini yang kutunggu sejak dua bulan yang lalu.” Wanita itu menjawab dengan nada angkuh.
“Apapun hasilnya, aku siap.” Lanjut si wanita.
Setelah
berjam-jam di pengadilan itu, Akhir nya gugatan cerai itu menjadi
kenyataan. Dan si pria memenangkan hak asuh untuk peri kecil yang cantik
sedangkan si wanita memenangkan hak asuh untuk peri kecil yang tampan.
Setelah keluar dari pengadilan, Pria itu langsung menuju kediaman
mereka, kemudian si wanita menyusul.
“Ayah sama Mama dari mana
aja? Ayah gak kerja? Mama gak kerja?” tanya Peri kecil yang cantik.
Sebenarnya peri kecil yang cantik ini sudah mengetahui kalau mereka akan
berpisah.
“enggak sayang, mama hari ini cuti. Oh iya, kakak mana?” tanya Wanita itu.
“kakak lagi main game. Mama kok buru-buru?” peri cantik itu seperti akan menangis
“enggak sayang, mama mau pergi ke luar kota.” Jelas wanita itu,
Sementara di lain ruang, pria itu menghampiri peri kecil yang tampan itu.
“Kakak sedang ngapai?” tanya pria itu. Peri tampan itu hanya terdiam.
“kamu
sebenarnya masih terlalu dini untuk tau mengenai hal ini. Ayah tau tadi
malam kalian mengintip dari kamar ini kan? Maafkan ayah jika selama ini
ayah keras sama kamu.” Peri kecil itu masih terdiam. Pria itu pun
bergegas keluar. Ketika sampai di depan pintu peri kecil itu menangis.
“Ayah
mau kemana? Ayah mau meninggalkan aku? Terus ayah pasti membawa dia
kan?” Pria itu terdiam. Pria itu pun menangis melihat kepolosan putranya
itu.
“Iya, ayah akan pergi dengannya. Jaga Mama baik-baik. Tugas
kamu sekarang menjaga mama.” Pria itu menjelaskan kepada putranya.
Putranya tak dapat lagi menahan sedih dihatinya. Mereka pun menangis
dalam peluk.
Bersambung...